Meskipun angka Covid-19 sudah mengalami penurunan, tetapi bukan berarti penyakit Covid-19 sudah sepenuhnya menghilang. Masih ada mereka yang mengalami penyakit Covid-19, bahkan beberapa yang sudah sembuh tetap mengalami penyakit lanjutan atau yang biasa disebut Long Covid.
Long Covid atau Covid berkepanjangan memang sudah lazin terjadi bagi mereka yang mengalami Covid-19. Para ahli telah mencatat beberapa gejala yang terkait dengan Covid yang lama mulai dari kelelahan, nyeri otot, kabut otak hingga kesulitan bernapas dan sesak napas.
Namun mereka juga menemukan, salah satu gejala kerap muncul pada malam hari yaitu sulit tidur atau insomnia. Sebab, gejala dari Covid-19 meskipun sudah sembuh masih menghiasi mereka yang pernah terinfeksi virus Covid-19.
“Gangguan tidur adalah salah satu gejala paling umum bagi pasien yang pernah menderita Covid-19,” kata Cinthya Pena Orbea, spesialis obat tidur, Cleveland Clinic dilansir https://crystalcave-online.com/ Times of India, Jumat (20/5/2022)
Lebih lanjut Cintya mengatakan, bila gangguan tidur yang dialami mereka ketika long Covid-19. Dia melihat adanya gangguan tidur lain yaitu gangguan ritme sirkadian. “Mereka melaporkan insomnia, kelelahan, kabut otak dan kadang-kadang kita bahkan melihat gangguan ritme sirkadian,” jelasnya.
Penemuan terkait gangguan tidur, juga diungkap sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine, sekitar 40% orang dilaporkan mengalami masalah tidur akibat pandemi. Hal ini dikaitkan dengan stres terkait pandemi, kecemasan, depresi, dan kondisi kesehatan mental lainnya.
Ritme sirkadian adalah proses internal mengikuti siklus tidur-bangun 24 jam. Konon, gangguan tidur ritme sirkadian terjadi ketika jam internal tubuh rusak dan tidak cocok dengan lingkungan sekitar. Gangguan ini termasuk kesulitan untuk tertidur, bangun ketika seharusnya tidur atau bangun terlalu dini dan tidak dapat kembali tidur.
Sementara dalam Medical News Today, ditemukan peserta dengan covid yang lama (Long Covid-19) melaporkan masalah kognitif mereka saat ini:
-78% melaporkan kesulitan berkonsentrasi
-69% melaporkan kabut otak
-67,5% melaporkan kelupaan
-59,5% melaporkan kesulitan mengingat kata yang diinginkan
-43,7% melaporkan mengetik atau mengucapkan kata tidak diinginkan
“Kami masih dalam proses memahami pola klinis Covid yang lama, jadi penting untuk mengakui ada banyak hal yang tidak diketahui.” Dr. Muzaffer Kaser , rekan penulis studi dan peneliti.